Boron
Sumber Boron
Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi
timbul sebagai asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata
air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite,
mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Sumber-sumber
penting boron adalah rasorite (kernite) dan tincal (bijih borax).
Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave. Tincal merupakan sumber
penting boron dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey. Boron
muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan
isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan
cara reduksi fase uap boron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada
filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorphous
boron) menyerupai bubuk hitam kecokletan dan dapat dipersiapkan dengna cara
memanaskan boron trioksida dengan bubuk magnesium. Boron dengan kemurnian
99.9999% telah diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor
listrik yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebih tinggi.
Boron yang telah dimurnikan adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan kristal boron mengandung 12, 50, atau 105 atom boron, dan satuan struktural ikosahedral B12 terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2 elektron (3c-2e) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor.
Boron yang telah dimurnikan adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan kristal boron mengandung 12, 50, atau 105 atom boron, dan satuan struktural ikosahedral B12 terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2 elektron (3c-2e) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor.
STRUKTUR
KIMIA
Kimia boran (boron hidrida)
dimulai dengan riset oleh A. Stock yang dilaporkan pada periode 1912-1936.
Walaupun boron terletak sebelum karbon dalam sistem periodik, hidrida boron
sangat berbeda dari hidrokarbon. Struktur boron hidrida khususnya sangat tidak
sesuai dengan harapan dan hanya dapat dijelaskan dengan konsep baru dalam
ikatan kimia. Untuk kontribusinya dalam kimia anorganik boron hidrida, W.
N. Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun 1976. Hadiah Nobel lain
(1979) dianugerahkan ke H. C. Brown untuk penemuan dan pengembangan reaksi
dalam sintesis yang disebut hidroborasi.Karena berbagai kesukaran sehubungan
dengan titik didih boran yang rendah, dan juga karena aktivitas,
toksisitas, dan kesensitifannya pada udara, Stock mengembangkan metoda
eksperimen baru untuk menangani senyawa ini dalam vakum. Dengan
menggunakan teknik ini, ia mempreparasi enam boran B2H6,
B4H10, B5H9, B5H11,
B6H10, dan B10H14 dengan reaksi
magnesium borida, MgB2, dengan asam anorganik, dan menentukan komposisinya.
Namun, riset lanjutan ternyata diperlukan untuk menentukan strukturnya. Kini,
metoda sintesis yang awalnya digunakan Stock menggunakan MgB2
sebagai pereaksi hanya digunakan untuk mempreparasi B6H10.
Karena reagen seperti litium tetrahidroborat, LiBH4, dan natrium
tetrahidroborat, NaBH4, kini mudah didapat, dan diboran,
B2H6, yang dipreparasi dengan reaksi 3 LiBH4 +
4 BF3.OEt2 → 2 B2H6 + 3 LiBF4
+ 4 Et2O, juga mudah didapat, boran yang lebih tinggi disintesis
dengan pirolisis diboran.Teori baru diusulkan untuk menjelaskan ikatan dalam
diboran, B2H6. Walaupun struktur yang hampir benar,
yakni yang mengandung jembatan hidrogen, telah diusulkan tahun 1912, banyak
kimiawan lebih suka struktur mirip etana, H3B-BH3, dengan
mengambil analoginya dengan hidrokarbon. Namun, H. C. Longuet-Higgins
mengusulkan konsep ikatan tuna elektron 3-pusat 2-elektron 3-center
2-bond (ikatan 3c-2e bond) dan bahwa strukturnya memang benar seperti
dibuktikan dengan difraksi elektron tahun 1951. Struktur ini juga telah dielusidasi dengan
difraksi elektron, analisis struktur kristal tunggal sinar-X, spektroskopi
inframerah, dsb, dan memang boran terbukti mengandung ikatan 3c-2e B-H-B dan
B-B-B. selain
ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini dapat
ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori orbital molekul. Boran
diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno, dsb. sesuai dengan
struktur kerangka atom boron.selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B.
Struktur semacam ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori
orbital molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno,
dsb. sesuai dengan struktur kerangka atom boron.
Tidak hanya diboran, boran yang lebih tinggi
juga merupakan senyawa yang tuna elektron yang sukar dijelaskan dengan struktur
Lewis yang berbasiskan ikatan kovalen 2c -2e.K. Wade merangkumkan hubungan
jumlah elektron yang digunakan untuk ikatan kerangka dan struktur boran dan
mengusulkan aturan empiris yang disebut aturan Wade. Menurut aturan ini,
bila jumlah atom boron n, jumlah elektron valensi kerangkanya 2(n+1) didapatkan
jenis closo, 2(n+2) untuk jenis nido, dan 2(n+3) untuk jenis arachno.
Hubungan antara struktur kerangka dan jumlah elektron valensi adalah masalah
penting dalam senyawa kluster logam transisi, dan aturan Wade telah memainkan
peranan yang signifikan dalam memajukan pengetahuan di bidang struktur senyawa
kluster ini.Sumber-sumber pangan utama yang banyak mengandung boron adalah air
yang bersumber dari tanah, susu dan produk-produk olahan susu, sari buah,
berbagai minuman, dan madu. Tumbuhan berkeping dua (dikotil), seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, dan kacang-kacangan terbukti
memiliki kandungan boron lebih tinggi daripada tumbuhan monokotil seperti gandum-ganduman
dan serealia.Buahan-buahan sumber boron adalah apel, pir, anggur, alpukat, dan
buah kering. Kecukupan boron yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah 1-2
mg/hari. Konsumsi suplemen boron sangat tidak dianjurkan karena belum ada
penelitian resmi mengenai toksisitas atau efek lain akibat konsumsi boron dalam
dosis tinggi. Meskipun demikian, dosis boron hingga 10-15 mg per hari masih
digunakan untuk pengobatan. Boron diduga memiliki hubungan kuat dengan
metabolisme vitamin D. Salah satu penelitian telah membuktikan bahwa hewan
percobaan yang diberi ransum tanpa boron, mengalami kehilangan kalsium total
yang tinggi, serta gangguan glukosa, lemak, insulin, dan penurunan perkembangan
tulang (Hegsted et al., 1991).
Defisiensi boron pada manusia belum pernah
dilaporkan secara ilmiah, tetapi studi yang dilakukan terhadap beberapa relawan
yang diberi makanan rendah boron menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan
defisiensi boron pada hewan percobaan, terutama perubahan glukosa darah dan
lemak. Gejala defisiensi boron lainnya adalah peningkatan kebutuhan terhadap
kalsium, fosfor, dan magnesium, penurunan kebutuhan tembaga, hipertensi, dan
peningkatan risiko kanker prostat. Bukti lainnya mengenai pentingnya kecukupan
boron adalah percepatan gejala arthritis pada populasi yang asupan boronnya
rendah atau tinggal di area tanah dengan kandungan boron rendah. Jumlah
penderitaan arthritis pada populasi dengan konsumsi boron yang cukup dan
rendah, masing-masing, adalah 3 persen dan 20 persen (Hunt, 1996). Penderitaan
defisiensi boron umumnya adalah orang dewasa. Hal ini dapat dijelaskan dengan
fakta bahwa konsumsi boron semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia.
Konsumsi boron pada orang dewasa hanya seperempat dari konsumsi boron balita.
Penemuan ini memberi kejelasan mengenai penurunan kinerja kesehatan tubuh,
terutama penurunan densitas tulang yang terjadi pada orang dewasa.
Manfaat Boron
Boron yang tidak murni digunakan pada
pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket sebagai pemicu.
Senyawa boron yang paling komersial adalah Na2B4O75H2O. Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach).Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan arthritis.
Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat antariksa.Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa.Boron dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Senyawa boron yang paling komersial adalah Na2B4O75H2O. Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach).Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan arthritis.
Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat antariksa.Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa.Boron dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1.Cegah osteoporosis
Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa
boron meningkatkan kinerja dan efisiensi tubuh dalam penggunaan mineral kalsium
dan magnesium. Fungsi boron tersebut dinilai sinergis dengan fungsi vitamin D.
Boron diindikasikan memiliki interaksi spesifik dengan vitamin D dalam
memperkuat struktur tulang. Beberapa peneliti lain mengklaim bahwa boron
memiliki kemiripan dengan estrogen dan testosteron. Sifat ini digunakan dalam
pengobatan osteoporosis, terutama pada wanita menopause. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa boron sangat efektif dalam perawatan terhadap osteoporosis.
Boron juga dapat meningkatkan metabolisme tulang yang sehat, termasuk efisiensi
penggunaan kalsium dan magnesium. Seperti halnya estrogen, boron memiliki efek
dalam meningkatkan plasma estradiol. Peningkatan plasma estradiol dapat
membantu mengurangi rasa sakit yang dialami wanita saat datang bulan.
Peningkatan plasma estradiol juga berarti memacu produksi estrogen. Hal ini
sangat berharga dalam upaya pencegahan osteoporosis pada wanita menopause
karena estrogen dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Mekanisme boron dalam
memelihara kesehatan tulang dan persendian dititikberatkan pada pemeliharaan
densitas tulang dan integritas serta kekuatan kartilago, ligamen, dan tendon.
Pemeliharaan tersebut dilakukan dengan menjaga ikatan silang antara materi
anorganik (mineral) dan materi organik (protein) dalam matriks tulang.
Mekanisme pemeliharaan ini juga menyangkut peran boron sebagai regulator dari
berbagai hormon. Hormon pertama yang diregulasi adalah 1,25-dihidroksi-vitamin
D-3, yaitu bentuk hormonal dari vitamin D. Hormon yang kedua adalah
testosteron. Peran boron dalam regulasi kedua hormon tersebut di atas adalah
dalam hal peningkatan kuantitas dan aktivitasnya. Peningkatan oleh boron
tersebut berhubungan langsung dengan metabolisme kalsium. Peningkatan aktivitas
1,25-dihidroksi-vitamin D-3 dapat mencegah kesetimbangan kalsium negatif dalam
tubuh. Kesetimbangan kalsium negatif merupakan keadaan di mana jumlah kalsium
yang diekskresikan melalui urine lebih banyak daripada jumlah yang diserap dari
makanan. Peran boron dalam mengurangi kesetimbangan kalsium negatif adalah
dengan meningkatkan retensi kalsium dalam tubuh, terutama pada pusat-pusat
kalsium yaitu tulang dan jaringan ikat. Peningkatan retensi dalam jangka
panjang dapat mencegah penyakit degradasi densitas tulang (osteoporosis).
2.Cegah osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit
yang menyerang tulang, jaringan ikat, serta persendian tulang. Penyakit
osteoarthritis oleh penurunan massa tulang, pengapuran, dan ngilu-ngilu pada
persendian. Pada tahap osteoarthritis yang parah penderita harus mengonsumsi
pereda rasa sakit secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan perasaan
ngilu yang amat sangat, terutama bila cuaca dingin atau pada malam hari.
Perasaan ngilu tersebut datang sebagai efek dari proses degradasi tulang dan
jaringan ikat.
Suatu penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi boron dan kalsium
secara teratur selama beberapa minggu menyebabkan 67-75 persen penderita dapat
berhenti mengonsumsi obat pereda rasa sakit (Hunt, 1996). Hal ini membuktikan
bahwa boron dan kalsium dapat mengurangi kecepatan degradasi tulang dan
jaringan ikat persendian. Mekanisme yang terjadi adalah penghambatan aktivitas
enzim kolagenase, yaitu enzim yang mampu mendegradasi jaringan kolagen,
terutama jaringan ikat. Degradasi terhadap jaringan kolagen juga dapat
menyebabkan pengeriputan dan penuaan dini. Boron juga telah terbukti memiliki aktivitas
anti-inflamasi. Aktivitasnya sangat signifikan, terutama untuk pencegahan
penyakit inflamatori seperti rheumatoid arthritis, dan asma. Boron dapat
menghambat kerja enzim yang langsung berhubungan dengan peradangan (inflamasi).
Inflamasi sebenarnya merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan tubuh
melawan bakteri atau sebab lainnya, terutama di sekitar luka atau infeksi.
Mekanisme anti-inflamasi yang dilakukan oleh boron adalah menghambat serangan
oksidasi dan mendukung fungsi leukosit dan neutrofil (bagian dari sel darah
putih) dalam menginaktivasi zat-zat yang tidak diinginkan (umumnya berasal dari
makanan) yang memiliki potensi oksidasi (Hunt, 2000). Boron juga memiliki
fungsi antioksidasi secara tidak langsung dengan meningkatkan produksi enzim-enzim
antioksidasi dalam darah dan dalam sel. Enzim-enzim tersebut adalah superoksida
dismutase (SOD), kalatase, dan glutathione peroksidase. Ketiga enzim tersebut
merupakan enzim pertahanan tubuh alami untuk melawan radikal-radikal bebas.
3.Kanker prostat
Konsumsi boron yang cukup dalam jangka panjang
juga dapat mencegah terjadinya kanker prostat. Mekanisme yang terjadi masih
merupakan interaksi dari kalsium-frukto-borat. Senyawa 1,25-dihidroksi-vitamin
D-3 sebagai bentuk aktif vitamin D, dapat mengurangi risiko kanker prostat.
Vitamin D memiliki aktivitas meningkatkan retensi kalsium. Kalsium juga
memiliki aktivitas spesifik dalam menghambat proliferasi sel yang tidak normal
atau sel-sel mutan. Selain menghambat proliferasi, vitamin D juga dapat
membunuh sel-sel mutagenik (Hunt, 1996). Peran boron dalam mencegah
penyakit-penyakit autoimun (lupus, Grave's Disease, Hashimoto's Diseases,
diabetes tipe 1, vitiligo, sklerosis berganda, dan lain-lain) adalah dengan
mencegah aktivitas dari sel T-helper dan T-suppressor. Kedua sel tersebut
sangat erat kaitannya dengan penyakit autoimun. Konsumsi suplemen boron
mengakibatkan gejala peningkatan pengeluaran kalsium tubuh melalui urine pada
relawan wanita usia pra dan pascamenopause. Mekanisme untuk gejala tersebut belum
diketahui secara pasti. Hampir seluruh boron yang dikonsumsi juga secara
gradual akan dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran boron dari tubuh melalui
urine umumnya berkisar 0,5-2,5 mg per hari. Gejala-gejala keracunan boron dosis
tinggi yang pernah dilaporkan adalah sakit kepala, mual dan muntah, pusing,
diare, hipotermia, gelisah, kerontokan kulit dan rambut, kerusakan ginjal, dan
kematian akibat shock, dan kolapsnya peredaran darah. Meskipun demikian, kasus
kematian akibat keracunan boron sangat jarang ditemukan. Dosis mematikan boron
untuk manusia yang telah ditemukan adalah sekitar 18-20 gram. Toksisitas boron
juga bersifat kronis. Gejala-gejala toksisitas boron kronik adalah kehilangan
selera makan, pusing, kehilangan berat badan, penurunan aktivitas seksual dan
jumlah sel reproduksi.
Macam-Macam Boron
Boron merupakan unsur
golongan 13 yang dapat membentuk hidrida paling banyak, diantaranya adalah:
Diborane (6): B2H6
Decaborane (14): B10H14
Hexaborane (10): B6H10
Pentaborane (9): B5H9
Pentaborane (11): B5H11
Tetraborane (10): B4H10
Penanganan Boron
Unsur boron dan borat
tidak dianggap berbahaya, dan perlu penanganan spesial. Walau begitu, beberapa
senyawa boron hidrogen sangat beracun dan memerlukan penanganan ekstra
hati-hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar